Apa peran coaching dalam organisasi yang menghadapi perubahan lingkungan bisnis? Perubahan iklim, krisis pangan, krisis finansial, dan lain-lain.
Recent Posts
M | T | W | T | F | S | S |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | ||||||
2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 |
16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 |
23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 |
30 | 31 |
Categories
- Articleship (180)
- Book Publication (58)
- Center for Innovation Space (16)
- CISMEDIA (134)
- Coaching Innovation (220)
- Community Innovation System (15)
- Innovate We Can! (131)
- Innovation Award (119)
- Innovation Systems (33)
- National Innovation Resilience (106)
- Research Space on Strategy & Management of Innovation (21)
- School of Innovation (203)
- AFQ 1st Season (41)
- AFQ 2nd Season (46)
- Classes (50)
- Events (36)
- Membership (33)
- Research (39)
- Workshop (41)
- The Demographics of Innovation (8)
Hasil survei Harvard Business Review atas pendapat 140 coach [executive/business coaches] terkemuka (lihat publikasi HBR Januari 2009 halaman 91-97) antara lain menampilkan informasi:
1. Reasons coaches are engaged; 48% responden mengatakan bahwa coach dilibatkan untuk mengembangkan orang-orang dengan potensi tinggi atau untuk memfasilitasi transisi.
2. How much it costs; Biaya sesi coaching per jam antara 200 dolar AS sampai 3500 dolar AS.
3. Is coaching personal? 70% responden mengatakan bahwa mereka pernah membantu eksekutif dengan isu-isu personal. Hanya 3% responden yang mengatakan bahwa mereka sering dilibatkan [utamanya] untuk mengatasi isu-isu personal.
4. What to look for in a coach; 29,2% responden mengatakan bahwa sertifikasi seorang coach sangat perlu. Dan 45,9 responden mengatakan bahwa latar belakang pendidikan psikologi (psychological training) tidak diperlukan.
5. How long it takes; Durasi relasi/proses coaching biasanya berkisar antara 7 sampai 12 bulan.
6. Buyer’s guide; Pesurvei bertanya kepada para responden-coach tentang apa yang seharusnya perusahaan cari bila melibatkan coach dalam organisasi. Delapan kriteria muncul dari jawaban responden (dari yang paling penting sampai yang kurang penting sebagai berikut): pengalaman coaching pada organisasi sejenis atau situasi/isu sejenis (65%), metodologi yang jelas (61%), kualitas dari daftar klien 50%), kemampuan mengukur ROI (32%), sertifikasi dalam metode coaching yang sudah terbukti handal (29%), pengalaman bekerja dengan peran yang serupa dengan coachee (13%), pengalaman sebagai terapis psikologi, latar belakang dalam executive search (2%). Uraian lebih rinci, lihat HBR Januari 2009 halaman 91-97, atau http://www.hbr.org.