Fortune at the Bottom of the Pyramid & Democratizing Wealth Creation

Perhatian para inovator-pengusaha (innovator-entrepreneur) adalah luas. Mereka memperhatikan fokus dan cara meningkatkan kue para pemangku kepentingan yang termasuk konsumen dan sekaligus konsumen yang ada di piramida bawah (Bottom of the Pyramid, BOP); mereka yang bahkan (sebelumnya) belum mampu membeli produk-produk berkualitas baik.

Para inovator-pengusaha mengetahui bahwa fokus dari inovasi adalah konsumen/pengguna/pasar. Dalam pendekatan inovasi dewasa ini, CK Prahalad mengingatkan para inovator-pengusaha untuk melihat pasar BOP sebagai fokus berinovasi.
Menurut saya, hal ini menurut saya menyangkut empat alternatif:

1. Inovator-pengusaha membuat unit bisnis atau divisi khusus yang mengurusi pasar BOP.

2. Inovator-pengusaha memfokuskan usahanya pada pelayanan pasar BOP.

3. Inovator-pengusaha mengganti program-program CSR dengan program-program inovasi BOP.

4. Inovator-pengusaha bekerja sama dengan pasar BOP untuk menciptakan barang atau jasa bagi BOP.

Setidaknya empat alternatif itu ada dan dapat dipertimbangkan sebagai upaya berinovasi bisnis dengan dampak sosial luar biasa, atau kita sebut dampak kuantum. Untuk itu pendekatan berkoinovasi atau value co-creation harus melibatkan pihak-pihak terkait pada lima sektor aktor/pelaku inovasi:
1. Local Government
2. Private Enterprises
3. Civil Society Organizations; Development & Aid Agencies
4. BOP Consumers
5. BOP Entrepreneurs

Keterlibatan kolaboratif-inovatif mereka bertujuan untuk menunjang dan memanifestasikan pembangunan ekonomi dan menciptakan transformasi sosial.

Tiada kalimat yang lebih indah daripada menuliskan kembali di sini bahwa inovasi merupakan keberhasilan secara sosial dan ekonomi karena diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara lama dalam mentransformasi input menjadi output sedemikian rupa sehingga dihasilkan perubahan besar atau kuantum dalam perbandingan antara nilai manfaat dan harga menurut persepsi konsumen dan/atau pengguna (lihat Innovate We Can! 2011, Bab 1-11).

Dan sering untuk menghasilkan perubahan kuantum di BOP, organisasi bisnis perlu melakukan inovasi-inovasi model bisnis dalam rangka memilih satu dari empat alternatif di atas. Inovasi model bisnis tersebut dilakukan dengan fokus pada satu skenario besar yaitu: meningkatkan

CPV

(customer perceived value) dan menurunkan

P

(price).

Terima Kasih & Salam Inovasi
Avanti Fontana

EVENTS – Indonesia Banking Expo 2011 – Developing a sustainable textile industry – Syariah Stream May 12, 2011

Assembly Hall – Jakarta Convention Center
Thursday, 12 Mei 2011
13.00 – 17.00 WIB
Theme: Syariah Stream – Democratizing Wealth Creation
Moderator: M Syakir Sula (Bahasa Indonesia)

1. The Fortune at The Bottom of Pyramid – Global & Indonesia Trends?
Speaker: Sunarsip (Komisaris BRI Syariah)

2. Flip Up Pyramid – The Pyramid in Islamic Country – The Sharia Objective
Speaker: Yuslam Fauzi (Direktur Utama Bank Syariah Mandiri)

3. Technology Revolution – Creating Very Cheap Transaction Cost
Speaker: Betti Alisjahbana (PT. Quantum Business International)

4. Regulation Approach to be?
Speaker: Edy Putra Irawady (Deputy Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan)

5. Innovation: Trends and Approach
Speaker: Avanti Fontana (Dosen Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia)