Catatan dari DISKUSI PUBLIK NTT MENCARI PEMIMPIN yang diselenggarakan oleh Indonesiakoran.com di Jakarta, 9 September 2017.

Tidak ada Inovasi tanpa Kepemimpinan

Avanti Fontana

NTT jangan terjebak dalam paradigma kemiskinan, bahwa NTT miskin. Para pemimpin harus berani pertama-tama mendobrak pola pikir yang keliru tentang kemiskinan (di) NTT. Jika kita melihat kemiskinan sebagai akibat, mari kita coba pecahkan akar persoalannya, termasuk melihat mengapa paradigma “miskin” dan “kemiskinan” begitu mendominasi dan membuat terpuruk.

Pola pikir dan tindakan inovasi harus dibudayakan. Inovasi adalah perubahan strategis yang berdampak pada kesejahteraan (kinerja sosial dan ekonomi) yang dihasilkan karena adanya kebaruan atau pembaruan dalam nilai manfaat yang diciptakan sebagai hasil olah ide atau gagasan. Inovasi adalah keberhasilan secara sosial dan ekonomi karena adanya kebaruan atau pembaruan dari yang sudah ada yang mrmbawa pada perubahan signifikan pada perbandingan antara nilai manfaat dan nilai moneter menurut persepsi pengguna atau masyarakat target.

Ada pemimpin di tingkat kabupaten/kota yang berhasil menjadi perhatian Indonesia karena memajukan daerahnya dalam kreativitas dan inovasi di daerah yang dipimpin. Mereka memimpin tata kelola sumber daya serta mensinergikan inisiatif dan usaha pembangunan di daerahnya. Kita bisa melihat dan belajar (lihat berbagai berita terkait Pemimpin Daerah yang inovatif di Indonesia). Inovasi yang berhasil di berbagai daerah dan Negara serta di berbagai organisasi bisnis maupun organisasi sosial terjadi karena ada dukungan sistem inovasi yang kondusif. Sistem inovasi ini merupakan interaksi dan kolaborasi sinergis satu visi satu tujuan antara Pemerintah, Komunitas, Universitas/Lembaga Riset, dan Bisnis serta Media (penta helix). Media perlu memberikan dan menyampaikan atau mendiseminasi berita secara menyeluruh tanpa agenda-agenda politik tersembunyi.

Langkah-langkah inovasi pemimpin dan kepemimpinan di daerah pada gilirannya akan meningkatkan detak jantung kehidupan sosial ekonomi budaya; meningkatkan produktivitas daerah, pendapatan daerah, daya saing, dan kesejahteraan. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh Kepala Daerah dan jajaran serta pemangku kepentingan untuk menggerakkan daerahnya mulai dari tataran kebijakan/peraturan daerah hingga aksi lapangan melibatkan jajaran kecamatan, kelurahan, hingga komunitas yang lebih kecil.

Belum optimalnya kedayasaingan antara lain dipengaruhi oleh belum cukup atau belum tingginya adopsi teknologi, ukuran pasar, dinamika bisnis, dan kapasitas inovasi. Faktor-faktor tersebut terkait erat dengan apa yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah sebagai aktor orkestrator (enabler) ekosistem inovasi. Pemerintah Daerah harus mengambil peranan penting dalam bersinergi dengan pelaku-pelaku sistem inovasi di daerah.

Data BPS menunjukkan bahwa kebanyakan penduduk NTT masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penghasilan hidupnya. Hal ini tentu perlu menjadi periksa tentang sejauh mana kemajuan sektor ini di NTT. Bagaimana cara meningkatkan produktivitas petani dan pertanian NTT? Bagaimana profil penduduknya yang saat ini sekitar 5.287.302 jiwa? Banyak peluang inovasi yang bisa diwujudkan dan perlu dilakukan dalam konteks ekosistem inovasi yang kondusif. Bagaimana meningkatkan kedaya-saingan daerah? Lakukan di awal pemerintahan, inovasi kelembagaan. Ekosistem inovasi harus pertama-tama menjadi perhatian Pemimpin Daerah. Pemimpin Daerah harus mau dan bisa memastikan pertama-tama bahwa ada ekosistem inovasi yang kondusif di provinsi, kabupaten/kota yang dipimpinnya yang menjadi prasyarat gerakan pembangunan. Itu perlu dilakukan terus-menerus melalui rencana, aksi, monitor dan evaluasi yang melibatkan semua pemangku kepentingan. (AvantiFontana.com | 0811 8022 099)