Pada saat tulisan ini disusun, jam menunjukkan pukul 09.18 pagi tanggal 17 Agustus 2015. Ada 42 menit lagi, waktu itu, 17 Agustus 1945, Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Soekarno-Hatta, membacakan Naskah Proklamasi.

Sudah 70 tahun usia kita. Ibarat manusia yang telah menginjak usia 70 tahun, itu adalah usia pencapaian yang patut rayakan dengan penuh syukur dan haru.

Bagaimana Indonesia 70 Tahun? Indonesia 70 Tahun adalah Indonesia yang harus disyukuri keberadaannya. Keberadaan Indonesia saat ini berbeda dengan keberadaan Indonesia lima tahun lalu, 10 tahun lalu, apalagi 20, 30, 40, 50, 60 tahun lalu.

Keberadaan Indonesia saat ini, di usianya yang ke-70 tahun adalah keberadaan Indonesia yang penuh dengan catatan untuk menjadikannya lebih baik, gemilang dan unggul secara lokal, nasional, regional, dan global.

Pertanyaan dapat kita ajukan. Bagaimana Indonesia dapat menjadi gemilang dan unggul secara lokal, nasional, regional, dan global? Kegemilangan dan keunggulannya mesti dapat dirasakan mulai dari pelosok tanah air Indonesia hingga pusat dan oleh semua warga negara Indonesia di mana pun ia berada. Itu yang pertama.

Yang kedua, sebagai konsekuensinya, kegemilangan dan keunggulan itu diakui secara regional dan global.

Bagaimana untuk mencapai kegemilangan dan keunggulan, yang antara lain dapat dicerminkan oleh kesejahteraan hidup yang baik, seperti kesehatan yang membaik dan tersedianya prasarana dan sarana kesehatan yang baik. Pendidikan yang membaik yang didukung oleh tersedianya prasarana dan sarana pendidikan yang memadai. Daya beli yang cukup sehingga setiap warga negara Indonesia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak.

Penulis menyarankan Pendekatan Pembangunan atau Cara Membangun Indonesia yang memperhatikan secara seksama aspek INPUT dan PROSES pembangunan untuk menghasilkan OUTPUT dan OUTCOME pembangunan, yang biasanya sudah jelas secara konsep hitam di atas putih.

Tantangan Indonesia saat ini adalah tantangan dalam merancang dan melaksanakan pembangunan itu sendiri. Model Bisnis PEMBANGUNAN Indonesia seperti apa? Jawabannya mengandung uraian komponen desain pembangunan yang mencakup:

– Skenario Nilai Manfaat setiap inisiatif Pembangunan yang dilakukan
– Formula Keuntungan dan Kesejahteraan yang diharapkan
– Sumber Daya Pendukung Pembangunan
– Proses Pembangunan

Empat komponen tersebut perlu dirumuskan dalam desain pembangunan Indonesia.

Inovasi merupakan instrumen pembangunan. Apa artinya? Inovasi dapat digunakan sebagai cara atau pendekatan untuk setiap langkah pembangunan yang diambil di berbagai bidang, pada sektor mana pun, oleh siapa pun, …

Inovasi merupakan keberhasilan secara EKONOMI dan SOSIAL karena diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara lama dalam mengubah input menjadi output sedemikian rupa sehingga dihasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara NILAI MANFAAT dan NILAI MONETER atau HARGA atau pengorbanan menurut persepsi pengguna/masyarakat pengguna dan/atau konsumen/masyarakat konsumen. (Fontana 2009)

Dalam konteks makro pembangunan Indonesia, definisi itu dapat disesuaikan tanpa menghapus intinya:

INOVASI merupakan keberhasilan secara ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan) karena diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara lama dalam mengubah input menjadi output sedemikian rupa sehingga dihasilkan perubahan besar dalam perbandingan antara NILAI MANFAAT dan NILAI MONETER atau pengorbanan menurut persepsi masyarakat. (Fontana 2015)

NILAI MANFAAT merupakan proksi untuk OUTCOME PEMBANGUNAN.
MENGUBAH INPUT MENJADI OUTPUT merupakan proksi untuk PROSES PEMBANGUNAN.

Tidak ada inovasi tanpa kepemimpinan. Pembangunan Indonesia dengan pendekatan inovasi perlu dipimpin secara inovatif pula.

Mari Indonesia berinovasi.
SELAMAT HUT RI KE-70!

Penulis yakin dengan semangat fundamental PANCASILA, Indonesia mampu berinovasi.

Salam Inovasi Kebangsaan,
Avanti Fontana