Beberapa tahun terakhir berkembang secara meluas partisipasi publik dalam menilai kinerja sebuah pemerintahan, yang terkait dengan semakin terbukanya peran masyarakat dalam demokrasi sebagai bagian dari kontrol sosial, antara lain lewat pertunjukkan Parodi Politik.
Sejalan dengan itu terbuka ruang komunikasi publik yang menyuarakan kritik terhadap kinerja pemerintahan dan pada saat yang sama pemerintah cenderung bereaksi atau alergi terhadap kritik. Di sinilah sebetulnya peran SENI untuk menjadi jembatan terhadap kritik masyarsakat dan pemerintah yang dikritik.
Kondisi yang berkembang sekarang sepertinya memasung kreativitas dan inovasi seni itu sendiri sekaligus menutup saluran-saluran komunikasi rakyat kepada pemerintahnya.
Avanti Fontana on Q menampilkan episode Inovasi Pencitraan dengan narasumber Bambang Ibenk Haryadi Sentosa. “Dari penampilan fisiknya, pria berusia 40 tahunan ini tidak tampak seperti orang yang BERBAKAT LUCU, malah lebih mirip seorang PUSTAKAWAN atau peneliti di LABORATORIUM. Diapun hampir pasti tidak akan lolos persyaratan fisik sebagai pemain SINETRON yang harus mutlak berwajah INDO Kebule-bulean. Sebagai PUBLIK FIGURE-pun dia jauh dari incaran wartawan INFOTAINMENT karena masih masuk dalam kategori ‘SKUTER’ alias Selebriti Kurang TERkenal, Jadi apa istimewanya pria dengan nama ‘PASARAN’ ini? Kepercayaan diri, gairah dan fokus-nya selama 20th terakhir di bidang HUMOR & KOMEDI sebagai pengamat sekaligus praktisi-lah, yang membedakan dia dengan para pelaku SENI KOMEDI lainnya. Ditunjang latar belakang pendidikannya di bidang PSIKOLOGI dan pengalamannya di dunia BROADCAST RADIO maupun TELEVISI, dia mampu dan akan terus mengangkat HUMOR & KOMEDI kearah yang lebih terhormat bukan sekedar DAGELAN kasar tanpa makna, sesuai dengan PERSONAL BRAND-nya HUMORTIVATOR dan moto profesi-nya ‘KATANA’ (jenaKA TApi bermakNA). Pesan utama yang ia sampaikan pada setiap kesempatan ia berbicara: Setiap orang BISA dan BERHAK untuk tampil lebih lucu karena LAUGHTER IS THE BEST MEDICINE. (Foto Kanan: Bambang Ibenk Haryadi, Sumber: Dokumentasi Narasumber, Courtesy Metro TV)
Episode ini ditayangkan untuk pertama kalinya pada Kamis 28 Oktober 2010 jam 22 WIB di QTV dan Jumat 29 Oktober jam 12 di QTV – FirstMedia Ch. 22.