Pernahkah Anda mendengar Metode Suzuki? Atau Anda merupakan salah satu penggunanya?
Metode Suzuki berdasarkan pada prinsip bahwa semua anak memiliki kemampuan dan bahwa kemampuan tersebut dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui lingkungan yang kondusif.
Ini dapat disamakan dengan ilustrasi bahwa semua anak dapat belajar bahasa ibunya dengan cara yang ringan, “tidak terasa, tahu-tahu sudah bias”. Jika proses belajar alamiah tersebut diterapkan dalam mengajarkan keterampilan-keterampilan lain, hal itu pun dapat dicapai dengan nyaman dan baik.
Shinichi Suzuki, Penemu Metode Suzuki, merujuk proses tersebut dengan Metode Bahasa Ibu dan sistem pedagoginya disebut dengan Talent Education atau Pendidikan Talenta.
Shinichi Suzuki (1898-1998) lahir di Jepang dan belajar musik di Jerman pada tahun 1920an. Pengajaran pertamanya berawal di Jepang pada tahun 1930an dan kemudian dikembangkan lebih lanjut setelah paska perang dunia. Pendekatan Suzuki ini sekarang sudah meluas dan berhasil di mana-mana. Karena Suzuki adalah pemain biola, metode ini pertama-tama diterapkan untuk pengajaran biola.
Sekarang Metode Suzuki telah digunakan untuk mengajari berbagai instrumen musik dan bahkan untuk pelajaran-pelajaran lain di luar musik.
Elemen-elemen penting Pendekatan Suzuki dalam pengajaran instrumen musik antara lain:
1. Anak-anak pada umumnya dapat mulai belajar pada usia 3-4 tahun.
2. Mendengar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan sehari-hari.
3. Belajar memainkan instrumen, sebelum belajar membaca musik.
4. Orangtua terlibat dalam proses mengajar-belajar.
5. Lingkungan belajar yang kondusif.
6. Guru yang terlatih dan bersertifikat Mengajar dengan Metode Suzuki.
7. Pentingnya menghasilkan bunyi yang indah dengan cara yang alamiah.
8. Interaksi yang luas dengan anak-anak lain dari berbagai bagian dunia. Bahasa Musik mempersatukan anak-anak sedunia.
Saya mengalami pengajaran dan pembelajaran dengan Metode Suzuki. Dalam hal ini pengalaman saya adalah sebagai orangtua anak yang belajar instrumen musik dengan Metode Suzuki. Sejak 2009 saya mengenal Metode Suzuki dan mulai mengalami kemudian menerapkannya pada pertengahan tahun 2012, saat putri kami, Beatrice J.C. Gobang, berusia tiga tahunan. Beatrice belajar biola dengan Metode Suzuki di Suzuki Music Center yang ada di bawah pengelolaan Suzuki Music Association of Indonesia. Beatrice menekuni pembelajaran biola dengan Metode Suzuki dan mengalami lingkungan yang kondusif untuk pengembangan keterampilan-keterampilannya, yang tentunya berimplikasi pada bidang-bidang lain dalam kehidupan.
Lingkungan Suzuki yang kondusif untuk pembelajaran talenta ini diwarnai dengan rutinitas yang mengasyikkan bagi yang memahami manfaat dari Metode tersebut. Rutinitas itu adalah “private lesson” dan “group lesson”, observasi kelas, workshop untuk orangtua, mendampingi anak berlatih di rumah, mengikuti konser-konser lokal, regional, dan internasional, melihat dan mengikuti resital kelas secara periodik dua hingga tiga kali dalam setahun, “grand concert”, “graduation concert,” hingga “summer school” (Asia Suzuki Conference, European Suzuki Convention, Suzuki Method World Convention, dll.)
Dengan mengulas Metode Suzuki di blog ini, saya berharap semakin banyak orangtua dan anak-anak Indonesia di Indonesia yang mengalami Metode Suzuki.
Pembaca yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Metode Suzuki dan cara mengalaminya, silakan cek situs Metode Suzuki di Indonesia.
Foto berjudul Paradoks, “Kedinginan & Kepanasan Bersama.” (AF)
Salam Inovasi,
Avanti Fontana
info[at]ciptainovasi.com