PENGARUH POLITIK DAN KEAMANAN GLOBAL
TERHADAP PEMBANGUNAN DAN KETAHANAN NASIONAL
Perspektif Kurva J*
Avanti Fontana
1. Latar Belakang
Abad ke-21 ditandai dengan peluang dan ancaman politik dan keamanan global yang dinamis dan kompleks. Hal ini ditandai dengan adanya gerakan regionalisme, multinasionalisasi ekonomi dan bisnis (non-state actors), konflik perbatasan, perubahan iklim, penyebaran nuklir dan konflik terorisme, demokrasi, kemiskinan, penyakit, terkikisnya rezim otoriter dan suburnya tata pemerintahan yang lebih terbuka, dan ketidakstabilan politik dunia. Dinamika dan kompleksitas politik dan keamanan global ini telah membawa di satu sisi pada interdependensi NKRI yang sangat tinggi dengan Negara-negara lain dan di sisi yang lain semakin kaburnya jarak dan batas-batas Negara utamanya dilihat dari kehidupn ekonomi, sosial dan budaya. Hal ini membawa tantangan tersendiri bagi ketahanan nasional delapan gatra.
Dalam situasi politik dan keamanan global yang kompleks dan dinamis, NKRI mengalami tantangan bagaimana menjaga laju pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. Ketidakstabilan politik dan keamanan global dapat mempengaruhi secara tidak produktif jalannya pembangunan dan bahkan dapat mempengaruhi ketahanan nasional politik dan pertahanan serta keamanan. Karenanya, NKRI menghadapi peluang (termasuk bagaimana mengelola peluang menjadi kendala) dalam meningkatkan ketahanan nasional sebagai kondisi yang perlu (necessary condition) bagi jalannya pembangunan nasional.
Pengaruh politik dan keamanan global perlu diperhatikan secara seksama guna kewaspadaan nasional dalam rangka ketahanan nasional. Bagaimana mengelola pengaruh politik dan keamanan global sedemikian rupa sehingga NKRI mampu meningkatkan ketangguhan ketahanan nasional khususnya yang terkait dengan ketahanan politik dan ketahanan keamanan.
Ketahanan politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan (TAHG) yang datang dari luar dan dari dalam, langsung maupun tidak langsung, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional.
Dinamika stabilitas dan instabilitas politik dan keamanan global pada gilirannya mempengaruhi dinamika instabilitas dan stabilitas nasional. Pertanyaannya adalah bagaimana meningkatkan ketahanan nasional dalam konteks pengaruh politik dan keamanan global sedemikian rupa sehingga NKRI dapat mengatur tingkat keterbukaan dan tingkat stabilitas politik dan keamanannya guna percepatan pembangunan dalam rangka ketahanan nasional.
2. Pembahasan
Untuk menjelaskan keterkaitan antara pengaruh politik dan keamanan global, pembangunan nasional, dan ketahanan nasional, penulis menggunakan instrumen Kurva J (Bremmer 2013).
Kurva J adalah instrumen yang dirancang untuk membantu pembuat kebijakan dalam mengembangkan kebijakan luar negeri yang lebih berwawasan dan lebih efektif. Kurva J dimaksudkan untuk membantu siapa pun yang ingin tahu tentang politik internasional secara lebih baik, mamahami para pemimpin membuat keputusan dan dampak keputusan itu pada keteraturan dunia.
Pergerakan dari kiri ke kanan di sepanjang kurva J (lihat Bagan 1) menunjukkan bahwa sebuah Negara yang stabil karena ketertutupannya harus melewati sebuah babak ketidakstabilan yang berbahaya ketika Negara itu membuka diri terhadap dunia luar. NKRI berada pada realitas keterbukaan, yang tidak bisa diabaikan. Isunya ada pada derajat pengelolaan stabilitas dan menjaganya agar produktif bagi pembangunan nasional.
Bagan 1. Kurva J
Sumber: en.wikipedia.org
Bagan 1 menunjukkan Kurva J dengan sumbu vertikal adalah stabilitas dan sumbu horizontal adalah keterbukaan. Pergerakan dari kiri ke kanan sepanjang Kurva J menunjukkan bahwa sebuah Negara yang stabil karena ia tertutup harus melewati sebuah masa transisi yang berbahaya bagi kestabilan bila ia bergerak menuju keterbukaan. “Keterbukaan” merupakan sebuah ukuran sejauh mana sebuah Negara memiliki keharmonisan dengan persilangan arus dari globalisasi berupa proses di mana orang, ide, informasi, barang, dan jasa melewati batasan antar Negara dengan kecepatan yang tak terkirakan.
“Stabilitas” memiliki dua komponen yang sangat penting: kemampuan suatu Negara untuk mengatasi guncangan dan kemampuan menghindari terbentuknya guncangan tersebut. Sebuah negara dikatakan tidak stabil bila tidak memiliki keduanya. Kestabilan memiliki dua komponen: (1) kemampuan Negara untuk bertahan terhadap guncangan dan (2) kemampuannya untuk tidak membuat atau menyerap guncangan tersebut. Kestabilan membentengi Negara terhadap pergolakan politik, ekonomi, dan sosial. Kestabilan inilah yang harus dicapai setiap Negara sebagai prasyarat yang perlu untuk pembangunan nasional.
Kemampuan Negara bertahan terhadap guncangan merupakan cerminan kewaspadaan sekaligus ketahanan nasional. Dinamika dan kompleksitas Politik dan Keamanan Global menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu Negara. Bila kestabilan tinggi maka pembangunan dapat berjalan lancar, dan sebaliknya. Pembangunan yang lancar pada gilirannya akan meningkatkan ketangguhan ketahanan nasional, yang mencakup ketahanan dalam arti luas, tidak hanya ketahanan politik dan keamanan.
Yang menjadi persoalan adalah rendahnya kemampuan membaca perubahan lingkungan dan kemampuan mengendalikan kondisi dalam negeri sehingga terjadi keseimbangan antara kepentingan nasional dengan kepentingan interaksi internasional dalam mencapai tujuan nasional atau dengan kata lain kemampuan membaca dalam rangka menjaga kestabilan dan keterbukaan.
Ancaman tersebut dapat berupa tindakan terorisme atau kejahatan transnasional yang terorganisir, kesejahteraan (kemiskinan), degradasi lingkungan, konflik etnis dan konflik komunal yang berdimensi internasional, serta hutang luar negeri. Isu-isu ini mempengaruhi stabilitas suatu Negara dan mempengaruhi derajat keterbukaannya. Politik dan keamanan global mempengaruhi potensi dan kemampuan faktor-faktor geografi, sumber kekayaan alam, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan Indonesia. Ketahanan nasional Indonesia dapat tangguh atau rawan tergantung pada kemampuan para pemimpin tingkat nasional mengelola dan menyikapi isu-isu global kontemporer dan bagaimana pembangunan mampu turut mengatasi isu-isu global kontemporer yang dapat mengancam ketahanan nasional jika tidak dikelola sebagaimana mestinya.
3. Simpulan
Berkembangnya isu-isu global merupakan akibat dari perkembangan ancaman dan berbagai persoalan kontemporer yang bersifat nonkonvensional, multidimensional, maupun transnasional. Meluasnya persoalan global kontemporer ini juga didorong oleh perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dalam era globalisasi pasca Perang Dingin. Dengan demikian, isu-isu global kontemporer dengan sifat-sifat utamanya tersebut telah mengalami transformasi yang menggeser persepsi mengenai ancaman keamanan yang bersifat konvensional. Persoalan-persoalan yang dikategorikan sebagai isu ancaman nonmiliter/nontradisional di antaranya adalah degradasi lingkungan, kesejahteraan ekonomi, organisasi kriminal transnasional, dan migrasi penduduk.
Dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional, pembangunan harus dapat dipastikan berjalan dalam suasana kestabilan. Stabilitas ini adalah fungsi dari pengelolaan para pemimpin tingkat nasional terhadap goncangan politik dan keamanan global. Mempertimbangkan isu-isu global kontemporer tersebut, ada banyak faktor yang dapat secara tiba-tiba menggeser Kurva J sebuah negara naik atau turun.
“Jadi Negara-negara maju jangan melindungi atau merusak kestabilan rezim-rezim otoriter secara milter – kecuali rezim-rezim itu menunjukkan ancaman yang nyata terhadap terhadap keamanan nasional Negara-negara lain. Sebaliknya Negara-negara maju harus menciptakan kondisi-kondisi yang paling disukai oleh sebuah rezim tertutup untuk dengan aman melewati babak kurang stabil pada kurva J. … Selain itu Negara-negara maju harus meminimalkan risiko yang dihadapi oleh Negara-negara ini dari bagian dunia lain sewaktu transisi mereka menuju modernisasi dimulai.” (Bremmer 2013: 30)
4. Daftar Pustaka
– Bremmer, Ian. 2013. The J Curve: Strategi Memahami Mengapa Bangsa-bangsa Berjaya dan Jatuh. Gramedia Pustaka Utama.
– Hairudin, Endang. 2013. Geostrategi Indonesia dalam Persaingan Global. Makalah dipresentasikan dalam Ceramah Kelas PPRA L. Lemhannas RI.
– Lemhannas RI. 2013. PPRA L. Modul BS Kepemimpinan.
– Lemhannas RI. 2013. PPRA L. Modul BS Ketahanan Nasional.
– Lemhannas RI. 2013. PPRA L. Bahan-bahan Ceramah Tajar BS. Lingkungan
Strategis Kontemporer, SBS. Isu Global Kontemporer.
– Mangindaan, Robert. 2013. Isu Global Kontemporer. Bahan-bahan Presentasi dalam Ceramah Kelas PPRA L. Lemhannas RI.
– Yudhoyono, Susilo Bambang. “An Architecture for Durable Peace
in the Asia Pacific”, Keynote Speech at The 11th IISS Asia Security Summit, The Shangri-La Dialogue, Shangri-La Hotel, Singapore, 1 Juni 2012.
*Tulisan ini perlu pendalaman lebih lanjut/Bahan Diskusi Kelompok 14 Juni 2013, PPRA-L/Pok E/Lemhannas RI