The Innovator’s DNA merupakan hasil riset kolaboratif 8 tahun. Peneliti dan sekaligus penulis buku DNA Inovator ini, Jeff Dyer, Hal Gregersen, dan Clayton M Christensen (2011) menguak asal-muasal ide-ide bisnis yang inovatif. Peneliti melakukan interview dengan hampir 100 inventor produk dan jasa yang revolusioner. Peneliti juga mewawancara pendiri dan CEO perusahaan-perusahaan yang mengubah aturan main bisnis berkat ide-ide bisnis kreatif yang mereka realisasikan (ide-ide bisnis inovatif). Tujuan penelitian tersebut: memahami sebanyak mungkin kapan dan bagaimana orang-orang tersebut berhasil melahirkan ide-ide kreatif yang direalisasikan (menjadi inovatif) dalam bentuk luncuran produk atau bisnis yang baru. Seperti terungkap dalam wawancara, peneliti mengidentifikasikan lima discovery skills yang membedakan wirausaha dan eksekutif yang inovatif dari yang biasa-biasa saja. Lima keterampilan tindakan itu sebagai berikut:
• Associating—mampu melihat keterkitan-keterkaitan dan mengaitkan pertanyaan, masalah, atau ide-ide dari bidang-bidang yang berbeda. (Buku Frans Johansson (2006) The Medici Effect membahas cukup mendalam hal terkait kemampuan dan perilaku mengasosiasi.)
• Questioning—mangajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau mendobrak hal-hal yang sudah biasa.
• Observing—mengamati perilaku pelanggan, pemasok, dan pesaing untuk mengidentifikasikan cara-cara baru melakukan sesuatu.
• Networking—bertemu dengan orang-orang yang berbeda ide dan perspektif.
• Experimenting—merancang pengalaman-pengalaman interaktif dan memicu dengan jawaban-jawaban yang tidak biasa untuk melihat perspektif baru.
Bila kita terlibat secara konsisten dalam lima perilaku ini (questioning, observing, networking, experimenting memicu associational thinking untuk merealisasikan bisnis baru, produk, jasa serta proses yang baru.
Penelitian ini bermakna luas dan dalam. Kalau sebelumnya kebanyakan orang mengira bahwa kreativitas hanya semata keterampilan kognitif bahwa semua terjadi di otak; penelitian ini menemukan bahwa kemampuan seseorang untuk menghasilkan ide-ide inovatif bukan hanya fungsi dari pikiran, tetapi juga dari dan terlebih lagi dari perilaku.
Artinya, jika kita mengubah perilaku, kita dapat memperbaiki dampak kreatif sehingga inovatif.
Kemampuan dan perilaku sebagai sisi hulu dari sebuah rangkaian proses inovasi harus terus diasah untuk menghasilkan ide-ide bisnis yang inovatif dan mengubah tatanan pasar atau industri dan meningkatkan pilihan kepuasan masyarakat. Jika tidak, inovasi-inovasi yang dihasilkan lebih sekedar inovasi inkremental dan searah (tidak ada yang betul-betul baru).
Buku ini relevan untuk siapa saja yang ingin, sedang dan sudah berinovasi. Buku ini relevan untuk inovasi tingkat individu, organisasi, dan masyarakat. Buku ini layak dibaca oleh para pimpinan perusahaan yang seharusnya memiliki DISCOVER SKILLS yang tinggi. Kepemimpinan inovasi akan memungkinkan segenap anggota organisasi memiliki kombinasi DISCOVER SKILLS dan DELIVERY SKILLS yang imbang, proporsional.
Saya menyarankan pembaca untuk menekuni isi buku The Innovator’s DNA dan The Medici Effect. Diskusikan isi buku dalam organisasi Anda, keluarga Anda, dan juga sekolah Anda.
Ikuti workshop dan coaching inovasi yang kami selenggarakan dalam rangka menajamkan dan mengembangkan DNA Inovasi: misalnya dalam Workshop The Practice & Art of Innovation: From Creativity to Innovation, How to Increase Successes in Discovering and Delivering Innovative Business Ideas (Kontak Ditya 0811 9849 105).
Salam Inovasi,
Avanti Fontana
Author Innovate We Can! (2009, 2010, 2011)
Facilitator & Coach Innovation
Facilitating Teaching-Learning FEUI Knowledge & Innovation and Strategic Entrepreneurship
buku versi indonesia dijual di mana ya?
Pak Jaya, versi Indonesia buku tersebut belum ada.
Bagaimana Pak, ada yang dapat kami bantu?
Workshop Inovasi yang kami selenggarakan antara lain menguak lebih jauh hal ihwal DNA Inovasi tersebut.