Inovasi, Coaching, Kepercayaan
Menarik mengangkat beberapa poin penting dari membaca The Speed of Trust (Stephen MR Covey dengan Rebecca R Merrill, Free Press, 2006). Kepercayaan (trust) adalah fungsi dari KARAKTER dan KOMPETENSI. Karakter meliputi integritas, motif, dan intensi kita terhadap orang lain. Kompetensi meliputi kapabilitas kemampuan, apa yang dapat kita hasilkan, perjalanan atau reputasi kita. Sisi KARAKTER menjadi fokus saat isu etika dikemukakan atau mengemuka. Dan sisi KOMPETENSI merupakan hal esensial yang perlu ada. Pembicaraan tentang karakter dan kompetensi ini ada pada bagian prinsip kredibilitas; bahwa kredibilitas personal pada Self Trust adalah fondasi semua jenis kepercayaan (Self Trust, Relationship Trust, Organizational Trust, Market Trust, Societal Trust) dan bagaimana membangun atau menciptakan kepercayaan itu sendiri. Empat inti kredibilitas yang dibahas dengan sangat menarik adalah integritas (inti 1), inten atau maksud (inti 2), kapabilitas (inti 3), dan hasil (inti 4). Masing-masing inti mau menjawab pertanyaan apakah kita kongruen, apa agenda kita, apakah kita relevan, dan bagaimana/apa keberhasilan-keberhasilan kita.
Dalam proses coaching, trust menjadi elemen pertama yang perlu ada pada coach dan coachee atau klien dan di antara coach dan klien (relasi dalam coaching). Untuk membangun kepercayaan dalam proses coaching diperlukan antara lain: kesepakatan untuk menjaga konfidensialitas percakapan yang terjadi dalam proses coaching. Trust terjadi dalam relasi antara coach dan klien. Karakter dan kompetensi berpadu membentuk trust, yang membangun kredibilitas dalam relasi coaching. Dalam coaching, seorang coach harus dapat dipercaya dalam tindaktanduknya.
Relasi dalam coaching yang dibangun atas dasar keyakinan bahwa klien secara alamiah kreatif, berlimpah, utuh dan mampu memilih yang terbaik adalah relasi yang berbasiskan trust atau percaya pada kapasitas klien (KOMPETENSI) dan integritas (KARAKTER). Klien pun melihat bahwa mereka memiliki seseorang atau orang-orang dalam kehidupan mereka yang percaya bahwa mereka dapat melakukan apa yang mereka katakan mereka dapat lakukan, yang percaya mereka dapat menjadi orang-orang seperti yang mereka katakan mereka akan menjadi.
Rujuk kembali pada buku The Speed of Trust, Stephen MR Covey bicara tentang pajak akibat tidak ada atau kurangnya kepercayaan dan dividen berkat ada atau banyaknya kepercayaan.
Kreativitas dan inovasi dalam organisasi akan tumbuh subur bilamana ada dividen kepercayaan. Pada kondisi ini, organisasi berfokus pada pekerjaan, kolaborasi dan eksekusi efektif atas pekerjaan, serta kerjasama yang positif dengan karyawan dan para pemangku kepentingan (stakeholders), sistem dan struktur menunjang pelaksanaan pekerjaan dalam organisasi. Semakin tinggi tingkat kepercayaan (trust), semakin besar dividen dari adanya kepercayaan, iklim inovasi dan tindakan inovasi semakin kuat dengan adanya keterlibatan, keyakinan, dan loyalitas. Tingkat kolaborasi dan kerjasama dengan pihak di luar organisasi sangat tinggi, komunikasi berjalan tanpa beban atau paksaan, ada relasi yang positif dan transparan dengan para karyawan dan semua pemangku kepentingan, sistem dan struktur sangat serasi (fully-aligned); hal ini mendukung inovasi dalam organisasi dan keterlibatan, keyakinan, dan loyalitas pihak-pihak. Dampak yang sama sangat positif terjadi pula pada tingkat individu (personal relationships) pada saat ada kepercayaan, ada dividen dari keberadaan kepercayaan tersebut.
Berita baiknya lagi: kita dapat mendiagnosis tingkat trust dalam/pada tingkat organisasi atau individu dan dapat diukur. Tingginya trust dalam organisasi dapat meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan, eksekusi… dan karenanya dapat mengurangi biaya. Iklim organisasi yang dapat mendukung inovasi dalam organisasi ditandai dengan keberadaan trust tingkat tinggi ini.
“Transcendent values like trust and integrity literally translate into revenue, profits and prosperity.”
Patricia Aburdene, Author of Megatrends 2010 (lihat The Speed of Trust, Free Press, 2006, halaman 16).