Tulisan ini dibuat beberapa jam saja setelah menyaksikan THE HERITAGE OF KOMODO dalam Indonesia Fashion Week 2018 (Hari Ketiga – Pertunjukkan 4) yang menampilkan karya-karya Itang Yunasz, Ai Syarif 1965, Fame Agenda, Coenrad, Sonny Muchlison, Vicky Soetono, Naniek Rachmat, Priya by Dana, dan Agnes Budhisurya. Terima kasih kepada Penyelenggara, Desainer, Pragawati & Pragawan, atas inspirasi kreativitas dan inovasi fashion Indonesia.
Inovasi di dunia fashion begitu luas jangkauannya. Hal ini tidak terlepas dari proses kreatif para desainer yang dapat mengubah satu lembar kain yang biasa menjadi luar biasa. Kekayaan budaya Indonesia menjadi bagian yang semakin banyak memicu proses dan karya kreatif desainer. Desainer berhasil mengangkat karya wastra produk lokal berbagai budaya di Indonesia dengan menampilkannya dalam bentuk yang berbeda, dalam desain gaun siap pakai yang menawan, yang ditampilkan di pentas-pentas fashion lokal, nasional, hingga internasional oleh para pragawati dan pragawan.
Inovasi merujuk pada implementasi ide kreatif menjadi produk atau karya yang tidak sekedar baru tetapi sungguh mengandung KEBARUAN dan KEMANFAATAN yang tinggi secara sosial dan ekonomi.
Bersama Center for Innovation Space dan Cipta Inovasi Sejahtera kami menggagas program pengembangan kapasitas daerah-daerah budaya di Indonesia dalam berinovasi berbasis produk yang diunggulkan. Contoh Provinsi Nusa Tenggara Timur. Salah satu produk budaya yang dikenal luas adalah Tenun Ikat. Tenun Ikat yang dihasilkan penenun/pengrajin merupakan sebuah karya warisan leluhur yang perlu diapreasiasi dan diberlanjutkan. Sejalan dengan perkembangan zaman, hasil tenun ikat dalam berbagai ukuran memiliki fungsi-fungsi baru. Fungsi-fungsi baru tersebut seperti untuk gaun-gaun pesta, pakaian kantor, pakaian sehari-hari, aksesori, tas tangan, dan lain-lain. Fungsi-fungsi itu berbeda dari sebelumnya yang kebanyakan digunakan untuk acara adat daerah setempat. Kreativitas para seniman dan seniwati membawa pada pemaknaan dan fungsi baru tenun ikat. Pertanyaannya: Bagaimana sistem inovasi daerah setempat menunjang terjadinya proses penciptaan, penyebaran, dan kompensasi nilai manfaat dalam pola kemitraan yang lintas batas, lintas daerah, lintas provinsi, bahkan internasional?
Lahirnya wirausaha-wirausaha baru di daerah dengan basis tenun ikat yang kuat diharapkan dapat membantu pengembangan produk tenun ikat dan produk berbasis tenun ikat. Pengembangannya tidak saja terkait dengan hilirisasi karya atau produk tenun ikat melainkan juga terjadinya inovasi di hulu yang menyangkut bahan baku tenun ikat, ruang-ruang untuk menenun, peralatan yang digunakan, sumber warna alam dan warna sintetis yang ramah lingkungan, jenis benang, dan lain-lain.
Kontak Info Pengembangan Gagasan dan Kerja Sama: Sdr. Riko (0811 9849 105)