Bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini akan berakhir pada tahun 2036 mendatang [1]. Pada tahun 2020-2030 jumlah penduduk usia produktif di indonesia akan mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Sumber lain [2] menyampaikan bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan mencapai 70 persen, sedangkan 30 persen adalah penduduk dengan usia non-produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun). Bila dilihat dari jumlahnya, penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara penduduk non-produktif hanya 60 juta.
Seperti telah diulas dengan lengkap di rujukan artikel tersebut [2], baik atau tingginya kualitas talenta yang disertai dengan jumlah yang banyak di suatu negara akan sangat mempengaruhi proses pembangunan dan hasil pembangunan. Indonesia merupakan negara dengan banyak penduduk yang berkesempatan untuk menjadi negara maju. Hal ini harus segera disertai dengan kebijakan, program, dan aktivitas terkait manajemen talenta makro yang memungkinkan terperhatikan dan terkembangkan serta terbinakannya talenta Indonesia di berbagai bidang, mulai dari talenta dengan kebakatan yang masih potensial hingga kebakatan yang sedang berproses dan sudah jadi. Kebakatan yang sudah jadi yanhg dimiliki talenta-talenta unggul (di) Indonesia harus mampu dipertahankan dan dioptimalkan sehingga mereka bisa dan mampu berkontribusi optimal bagi pembangunan nasional dalam lingkungan yang semakin dinamis dan “disruptif” ini.
Kebijakan, program, dan aktivitas (KPA) pemerintah di bidang manajemen talenta makro biasanya dirumuskan setelah mempertimbangkan berbagai faktor lingkungan makro pada tingkat negara yang berkonteks nasional dan global. Implementasi KPA tersebut kemudian melibatkan tidak hanya lembaga-lembaga pemerintahan tetapi juga lembaga-lembaga non pemerintah hingga komunitas baik di tingkat lokal dan nasional hingga di tingkat regional dan global.
Contohnya di negara Jepang yang mengalami bonus demografi pada tahun 1950 membuat Jepang melesat menjadi negara dengan kekuatan ekomoni tertinggi ke-3 di dunia pada dekade 70-an, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Indonesia juga sampai saat ini memiliki modal SDM yang sama dengan Jepang pada tahun 1950. Bahkan SDM di Indonesia bisa diprediksi akan meningkat pesat hingga pada tahun 2035. Pertanyaannya: bagaimana mengoptimalkan perencanaan, perekrutan/akuisisi/pemerolehan, pembinaan, dan retensi talenta-talenta (di) Indonesia? Pertanyaan ini terkait dengan berbagai kebijakan, program, dan upaya Pemerintah dalam hal pencapaian visi Indonesia 2045, Indonesia 100 Tahun, yang waktunya sekitar 26 tahun lagi sejak tulisan ini dimuat dalam blog ini, 17 Maret 2019.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menggelar Sosialisasi dan Diskusi Visi Indonesia 2045 tanggal 8 Januari
2019. Perhelatan itu bertujuan menampung masukan terkait visi Indonesia di usia 100 tahun yakni mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur [3].
Yayasan Planet Inovasi melalui platform Planet Inovasi Pemuda ingin berkontribusi dalam pengembangan manajemen talenta nasional yang antara lain telah dan terus melakukan workshop-workshop inovasi pemuda. Partisipasi Yayasan Planet Inovasi, sebuah lembaga non-pemerintah yang lahir di Jakarta pada tanggal 9 Januari 2009, walau kelihatan tidak seberapa dibandingkan dengan berbagai inisiatif yang ada, merupakan suatu upaya yang penting untuk membangun massa kritikal yang siap berinovasi untuk Indonesia dalam konteks global. Pengembangan talenta-talenta muda Indonesia menjadi salah satu fokus penting dalam program Planet Inovasi selama perjalanannya sejak tahun 2014 lalu.
Tujuan workshop planet inovasi pemuda adalah meningkatkan semangat berinovasi pemuda untuk Indonesia, apalagi di tengah situasi bonus demografi dan dalam rangka pencapaian tujuan dan visi nasional 2045, tidak saja dalam bentuk pengetahuan yang matang melainkan juga dan utamanya terkait penerapan pengetahuan itu dalam ruang-ruang inovasi yang kondusif.
Workshop planet inovasi pemuda ini diperuntukkan bagi pemuda dan pemudi berusia 16-30 tahun yang tinggal di Indonesia. Workshop ini berlangsung setengah hari hingga tiga hari. Lamanya workshop ditentukan oleh jumlah peserta dan penyesuaian cakupan materi. Walaupun workshop ini bisa dilakukan dalam 120 menit saja, workshop edisi Maret 2019 ini akan dilaksanakan selama setengah hari atau empat jam efektif.
Edisi workshop planet inovasi pemuda Maret 2019 merupakan rangkaian workshop inovasi kebangsaan yang diselenggarakan oleh Yayasan Planet Inovasi sejak 2014, yang dibuka dengan kegiatan kolosal Panggung Pemuda Kebangsaan pada 24 Maret 2019, lima tahun yang lalu [5]. Planet Inovasi bekerjasama dengan berbagai pihak dalam penyelenggaraan kegiatan mendiseminasi semangat, aspirasi dan inspirasi serta inisiatif inovasi kebangsaan di Indonesia.
Kali ini workshop planet inovasi pemuda akan hadir di tengah kita. Pendaftaran Peserta Workshop telah dibuka. Karena besarnya jumlah peminat workshop ini dan target 50 peserta workshop, Planet Inovasi perlu melakukan seleksi peserta.
Anda berminat mengikuti workshop planet inovasi pemuda, silakan mendaftar: bit.ly/pinpemuda.
Berbagai mata inovasi pemuda diperkirakan akan muncul dan mengaspirasi serta menginspirasi peserta, narasumber, dan fasilitator.
Kami berharap persembahan ini bermanfaat bagi banyak orang. Terima kasih atas sambutan semua pihak.
Salam Inovasi Pemuda,
Avanti Fontana
Tim Pendiri Yayasan Planet Inovasi
Referensi:
[3] Visi Indonesia 2045, Bappenas RI.
[4] Proyeksi dan Visi Indonesia 2045 oleh Pemuda, Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018.
[5] Yayasan Planet Inovasi. 24 Maret 2014. Panggung Pemuda Kebangsaan.