Pembelajaran berjarak (distance learning) berbasis teknologi/Internet semakin tinggi aplikasinya dalam proses mengajar-belajar tingkat dasar, menengah, tinggi hingga pembelajaran/pelatihan bagi para eksekutif atau masyarakat korporat. Selain kabaruan dari aplikasi pembelajaran dan pelatihan berbasis teknologi ini, isu dan tantangan pun dihadapi oleh para inisiator, pelaksana, peserta hingga pengembang model pembelajaran berjarak berbasis teknologi ini. Misalnya: bagaimana merancang kurikulum pembelajaran dan pelatihan tersebut agar efektif? Bagaimana meningkatkan partisipasi pembelajar dan peminat model pembelajaran ini karena model ini menawarkan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki model pembelajaran tatapmuka langsung, selain model ini pun memiliki hal-hal yang hanya dapat dipenuhi dalam model pembelajaran ‘klasik’. Bagaimana mengoptimalkan aplikasi model pembelajaran berjarak berbasis teknologi ini? Bagaimana menciptakan budaya belajar dalam lingkungan virtual? Apakah model pembelajaran ini dapat dengan mudah diaplikasikan dalam berbagai konteks lingkungan/wilayah/negara? Bagaimana peran coaching dalam pembelajaran berjarak berbasis teknologi/Internet? Bagaimana mendorong inovasi dalam model pembelajaran ini? Pertanyaan-pertanyaan lain dapat kita munculkan. Kali ini, saya mengundang Anda untuk berbagi pertanyaan atau pendapat/ide tentang pembelajaran berjarak berbasis teknologi/internet?
Anda yang tertarik dengan isu ini dan ingin melihat dan berpartisipasi pada survei yang berkaitan dengan pembelajaran jarakjauh berbasis teknologi, silahkan kunjungi Survei Virtual Learning Culture.
Pembelajaran jarakjauh merupakan solusi dalam mengatasi kendala ruang dan waktu. Eksistensi pembelajaran jarakjauh tidak akan terlepas dari dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta metode mengajar-belajar yang relevan. Saya sangat setuju, bahwa di masa yang akan datang peran pembelajaran jarakjauh akan semakin penting, baik untuk pendidikan formal maupun kelembagaan (institusi). Dalam implementasi pembelajaran jarakjauh saat ini yang sudah diselenggarakan oleh Universitas Terbuka, peran tutor [idealnya] dapat diidentifikasi juga sebagai proses coaching. Proses ini dinilai sangat penting dalam memberikan arahan bagi peserta didik dalam memahami berbagai materi dan keterampilan yang diuraikan dalam modul. Dengan demikian proses coaching perlu difasilitasi pula oleh seperangkat modul yang mampu “berkomunikasi” dengan peserta didik. Mohon pendapat mengenai peran keterampilan menyusun modul sehingga proses coaching dapat terintegrasi di dalamnya.
Keterampilan menyusun modul dan modulnya itu sendiri perlu memasukkan unsur atau dimensi penting dalam proses pemfasilitasan mengajar-belajar yaitu proses coaching. Proses pembelajaran berjarak (distance learning) dapat memasukkan elemen proses coaching selain faktor atau dimensi penting lainnya seperti: kemampuan dan keterampilan dalam memfasilitasi proses pembelajaran, dalam berkomunikasi yang berdampak, dalam penguasaan pengetahuan teknis dan dalam presentasi formal. Modul-modul pembelajaran berjarak dapat dirancang dengan memasukkan proses coaching misalnya untuk memberi umpanbalik kepada peserta didik (pembelajar).
Pertanyaannya, kapan waktu yang tepat dalam memberikan umpanbalik dalam proses mengajar-belajar berjarak (distance learning)? Silahkan ajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang relevan.
Dalam pembahasan tentang bagaimana membantu efektivitas kerja tim, coaching dapat diterapkan untuk tujuan berbeda (motivasional, konsultatif, edukasional)dan pada waktu yang berbeda (awal, tengah, akhir kerja tim berbasis projek). Hal ini akan saya bahas lebih lanjut pada artikel blog berbeda.
Innovate (www.innovateonline.info)is published bimonthly as a public service by the Fischler School of Education and Human Services at Nova Southeastern University and is sponsored, in part, by Microsoft. The articles in the February/March 2008 issue, guest edited by Cathy Gunn and Susan Patrick, offer a range of studies that contribute to an evidence-based framework to sustain further innovation in online teaching and learning. In the first article of this issue, Susan Lowes focuses on the “trans-classroom” teacher who works in both face-to-face and online classrooms, and attempts to track how such teachers make shifts in ideas, strategies, and practices that constrain or improve their practice in either venue. See: http://innovateonline.info/index.php?view=article&id=446&action=article (Ref. James Morrison’s email–Editor-in-Chief, Innovate–http://www.innovateonline.info)