Seminar Nasional dalam rangka HUT Lemhannas RI ke 48 dan HUT IKAL ke 35 mengangkat tema Paradigma Baru Pembangunan Nasional: Membangun Indonesia Masa Depan Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Rabu 8 Mei 2013 di Auditorium Lemhannas RI, Jakarta).
Seminar dibuka oleh Wakil Presiden RI Prof Dr Boediono dan dihadiri oleh Menteri Riset dan Teknologi RI Gusti Muhammad Hatta, Gubernur Lemhannas RI Pro. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA, Ketua Umum IKAL Agum Gumelar., pejabat Struktural Lemhannas RI, para Tenaga Ahli Pengajar, Tenaga Ahli Pengkaji, Tenaga Profesional Lemhannas RI, para Peserta PPRA 49 dan PPRA 50 serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Lemhannas RI, Prof Dr Budi Susilo Soepandji antara lain mengatakan bahwa pendidikan iptek yang tepat, konsisten dan berkelanjutan merupakan langkah strategis yang perlu dan harus menjadi pilihan utama dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Di kesempatan berikutnya Wakil Presiden RI, menyatakan bahwa Indonesia perlu mencari sistem ekonomi yang ideal dan cocok dengan segala ke-khas-an Indonesia, yang terintegrasi dalam segala aspek; “sistem teknoekonomi pun harus terintegrasi dengan aspek sosial politik di dalam negara tersebut.” Menurutnya, hal yang paling mendasar adalah peran dari institusi yang berkualita. Institusi menjadi faktor penentu keberhasilan suatu bangsa dengan jalan membangun, menata dan memperbaiki institusi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Dan institusi politik merupakan tempat awal mula terciptanya aturan-aturan main yang mendasar termasuk ke dalam bidang-bidang lainnya, baik ekonomi maupun sosial dan budaya.
Bambang Kesowo dalam presentasinya mengantar pada Diskusi Kelompok Polhankam, Ekonomi, dan Sosbud menekankan pada paradigma pembangunan berbasis IPTEK yang tidak lagi mengandalkan pada kelimpahan faktor produksi dan efisiensi, tetapi pada inovasi.
Sebagai peserta seminar, penulis secara khusus mencatat peran IPTEK dalam inovasi dan bagaimana caranya agar kecerdasan dan kolaborasi kolektif semua pemangku kepentingan di Indonesia terwujud dengan semangat Pancasila demi Ketahanan Nasional Indonesia dalam rangka mencapai Tujuan Nasional.
Dengan kekayaan geografi, demografi, dan sumber daya alam Indonesia namun jika tanpa IPTEK yang memungkinkan terciptanya NILAI TAMBAH SECARA EKONOMI DAN SOSIAL demi tercapainya keunggulan dan daya saing nasional dalam rangka pencapaian tujuan nasional, rasanya Indonesia akan sulit melaksanakan pembangunan yang berbasis inovasi. Inovasi merupakan instrumen pembangunan. Dan jika kita berbicara tentang inovasi, ia merupakan instrumen kewirausahaan. Dalam perekonomian berbasis inovasi sebagai salah satu penggerak pembangunan nasional, kewirausahaan harus menjadi GERAKAN NASIONAL. Dan ini merupakan sumber-sumber pemberdayaan masyarakat sehingga Indonesia tidak hanya menjadi lahan empuk persemaian benih-benih sistem perekonomian yang tidak Pancasila.
Ilmu-ilmu yang ada termasuk di sini ILMU EKONOMI dan TEKNIK harusnya MENCERAHKAN, tidak menambah kegaduhan kehidupan berbangsa bernegara. Para ilmuwan termasuk para pakar yang menjadi penasihat dan staf ahli para pemimpin bangsa harus mampu membawa titik-titik cerah alih-alih menambah kegaduhan dan mempengaruhi persepsi masyarakat secara tidak produktif.
Apa itu perekonomian dan pembangunan berbasis inovasi (IDD)?
Saya lanjutkan paparan IDD dalam artikel berikut.
Salam Inovasi & Selamat HUT Lemhannas RI,
Avanti Fontana
Fasilitator Strategi dan Manajemen Inovasi pada Fakultas Ekonomi UI dan CIS School of Innovation, Anggota Dewan Pakar Presidium Pusat ISKA